Pages

Senin, 13 September 2010

TUHAN ITU BAIK

Tuhan memiliki beragam cara untuk mendapatkan perhatian kita agar Dia bisa menunjukan betapa besar kasihNya pada kita. PerlakuanNya kepada kita didasarkan atas prinsip yang sempurna. Mungkin itu mengejutkan anda betapa indah kehendak Tuhan bagi kita saat kita mengijinkan Dia berkarya dalam hidup kita. Prinsip disiplinnya tidak pernah menyenangkan, tapi itu membawa kepada kemurnian dan kedamaian.
                                                                              
Banyak orang Kristen, termasuk pendeta, penulis lagu, puisi, dan lainnya, menjadi subjek “kasih Tuhan.” Saya ragu salah satu dari mereka tahu artinya kata kasih. Mereka menggunakan itu sebagai topeng untuk menutupi sakit fisik, rohani, dan moral mereka. Katakan pada orang bahwa Tuhan mengasihi mereka dan mereka akan merasa enak. Mereka akan gembira dan hatinya ringan. Seorang pengkotbah menutup kotbahnya dengan berkat seperti ini: Tuhan mengasihi anda, dan saya juga. Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, saya juga tidak mempertanyakan ketulusan dan kejujuran pendeta saat dia mengatakan hal itu. Tapi saat orang Kristen benar-benar terluka, sulit mendamaikan kasih Tuhan dengan penderitaan dan kesulitan manusia. Baru-baru ini seorang wanita Kristen berkata pada saya, jika Tuhan mengasihi saya, kenapa Dia membuat saya menderita? Masalahnya terletak pada kurang mengertinya dia akan kasih Tuhan.
Alkitab mengatakan pada kita kalau itu kasih yang misteri. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah (1 John 3:1). Perhatikan kata betapa besar. Kata Yunaninya potapos, suatu kata sifat yang menggambarkan sesuatu yang aneh atau asing –seperti dari luar negeri. Itu tidak hanya menunjukan kebesaran seperti beberapa terjemahan modern. Saat Tuhan kita menegur angin dan menenangkan laut. “Dan heranlah orang-orang itu, katanya: Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya? (Matthew 8:27, italics ditambahkan). Mereka melihat sesuatu yang terlewatkan sebelumnya. Saat mereka melihat mujizat, mereka berpikir, Orang ini pasti dari luar dunia. Apa yang kita lihat sangat aneh dan asing.
Kita melihat kasih yang “heran” ini dalam Romans 5:8: Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Itu kasih yang heran sehingga menyebabkan seorang bapa mengutus anaknya untuk mati bagi pendosa, terutama saat Anak adalah benar dan kudus. Kita tidak mengetahui kasih seperti itu. Itu asing bagi kita karena itu datang dari dunia yang lain. Itu tidak pernah jadi bagian dari peradaban manusia. Manusia didunia tidak pernah menyaksikan kasih seperti itu. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita (1 John 4:10). Bentuk kasih yang asing itu mengganggu pikiran kita. Apakah kita bisa atau tidak mengerti hal itu, kenyataan bahwa itu heran tetap nyata –Tuhan mengutus AnakNya yang tidak berdosa untuk mati bagi kita yang berdosa. Betapa kasih yang heran!
Hal itu membuat kita memikirkan secara serius kasih yang heran dari Tuhan didalam kehidupan anakNya. Ini dijelaskan dalam salah satu bagian Alkitab. karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Hebrews 12:6).

Minggu, 12 September 2010

VIA DOLOROSA

Umat yang terkasih, Ibadat Jalan Salib seharusnya meperdalam tobat kita, karena melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus , dosa-dosa kita telah ditebus lunas. Tuhan Yesus membuktikan cinta kasih-Nya kepada umat manusia melalui jalan salib. Kita diajak untuk bertobat terus menerus. Tekanan pertobatan adalah tobat pribadi yang akan menggerakkan tobat bersama, sehingga menimbulkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang berakar pada hubungan dengan sesama, dengan masyarakat, dan dengan alam serta dengan Tuhan sendiri.
Saudara-saudari yang terkasih, Tuhan Yesus telah mempersatukan seluruh umat manusia menjadi satu kawanan yang amat dicintai-Nya. Maka pertobatan kita harus selaras dengan teladan-Nya, kita harus bersatu dan saling kasih mengasihi, tanpa memandang agama, suku. bahasa , warna kulit dan daerah asal, kita harus saling mendukung dan saling menghargai. Perbedaan memang ada, tetapi janganlah perbedaan itu membuat kita terpecah belah. Perbedaan itu harus memperkaya untuk saling melengkapi dan memperkuat persatuan kita. Marilah kita mempersiapkan diri, semoga kita mampu menghayati setiap langkah Yesus di jalan salib-Nya.

                                                                                    


Doa Pembukaan : Bapa, asal dan tujuan hidup manusia, kami mohon bimbinglah kami agar dapat merenungkan dan menghayati serta mengikuti teladan cinta kasih Putra-Mu, Yesus Kristus. Bantulah kami, untuk dapat memperbaiki semangat, tingkah laku dan perbuatan kami sehari-hari, karena itulah ungkapan tobat kami, tabahkanlah kami dalam menanggung segala derita sebagai silih atas dosa-dosa kami. Bapa, berilah kami cinta kasihMu agar selalu berupaya menggalang persatuan dan persekutuan antar sesama atas dasar cinta kasih-Mu sendiri. Demi Kristus, Penebus kami yang beserta Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin